Dinasti Ayyubiyah

Nama : Muhammad Kahfie Al Bintuny 2E / 27
              Muhammad Hibatullah 2D / 24
              Zaki Fuadi Nasution 2C / 44

Apa itu Dinasti Ayyubiyah?

Dinasti Ayyubiyah adalah sebuah dinasti Muslim Sunni beretnis Kurdi yang didirikan oleh Salahuddin Ayyubi dan berpusat di Mesir. Dinasti tersebut memerintah sebagian besar wilayah Timur Tengah pada abad ke-12 dan ke-13. Salahuddin mulai menjabat sebagai wazir di Mesir, pusat kekuasaan Kekhalifahan Fatimiyah yang berhaluan Syiah pada tahun 1169. Ia kemudian melengserkan Dinasti Fatimiyah pada tahun 1171. Tiga tahun kemudian, setelah kematian atasannya dari Dinasti Zankiyah, Nuruddin Zanki, Salahuddin dinyatakan sebagai sultan. Dalam kurun waktu satu dasawarsa kemudian, Ayyubiyah mengobarkan perang penaklukan di wilayah Timur Tengah. Pada tahun 1183, mereka telah menguasai Mesir, Syam, Mesopotamia utara, Hijaz, Yaman, dan pesisir Afrika Utara hingga mencapai perbatasan Tunisia modern. Sebagian besar wilayah Tentara Salib, termasuk Kerajaan Yerusalem jatuh ke tangan Salahuddin setelah ia berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang dalam Pertempuran Hittin pada tahun 1187. Namun, Tentara Salib berhasil merebut kembali wilayah pesisir Palestina pada dasawarsa 1190-an.

Berdirinya Dinasti Ayyubiyah

Dinasti Ayyubiyah dibawah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil menggantikan Dinasti Fatimiyah yang berkuasa sebelumnya. Dinasti Ayyubiyah diketahui telah membawa angin segar bagi pertumbuhan dan perkembangan paham sunni, terutama dalam bidang fiqh syafi'ah. Karena pada masa Dinasti Fatimiyah yang dikembangkan adalah paham syiah. Wilayah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah mencapai wilayah wilayah Mesir, Damaskus, Aleppo, Diyarbakr, serta Yaman. Dalam buku Shalahuddin Al-Ayyubi: Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis karya Ali Muhammad Ash-Shallabi, kekuasaan Shalahuddin bermula sejak menjabat sebagai perdana menteri di bawah kekuasaan politik Dinasti Ubaidiyah. Akan tetapi secara de jure, ia tunduk kepada kekuasaan Nurrudin Mahmud yang berkuasa di Damaskus hingga wafatnya pada 569 H atau 1174 M. Oleh karena itu, merupakan permulaan berdirinya Dinasti Ayyubiyah yang diakui oleh Khalifah Abbasiyah, Al-Mustadhi Billahi pada 570 H atau 1175 H.

Kejatuhan Dinasti Ayyubiyah
Pada tahun 1248, armada Tentara Salib yang terdiri dari 1.800 perahu dan kapal mendatangi pulau Siprus dengan maksud untuk menaklukkan Mesir sebagai bagian dari Perang Salib Ketujuh. Komandan mereka, Louis IX, mencoba mengajak bangsa Mongol melancarkan serangan yang terkoordinasi ke Mesir, tetapi ajakan tersebut tidak membuahkan hasil. Maka Tentara Salib memutuskan untuk berlayar ke Dimyath dan penduduk setempat langsung melarikan diri setelah mereka mendarat. ash-Shalih Ayyub sendiri sedang berada di Syam pada saat itu. Setelah mendengar kabar mengenai serangan tersebut, ia bergegas kembali ke Mesir, tetapi ia tidak mendatangi Dimyath. Ia pergi ke Manshurah dan di situ ia mengumpulkan pasukan yang melancarkan serangan-serangan untuk mengganggu Tentara Salib.
Ash-Shalih Ayyub jatuh sakit dan kesehatannya makin menurun akibat tekanan dari Tentara Salib. Istrinya yang bernama Syajaruddur menyerukan pertemuan para panglima dan kemudian ia menjadi panglima tertinggi pasukan Mesir. Syajaruddur memerintahkan agar Mansurah dibentengi, dan juga agar persediaan-persediaan ditimbun di tempat tersebut. Selain itu, ia menitahkan agar pasukan Mesir dipusatkan di Mansurah, dan ia juga mengatur armada Mesir dan menempatkannya di berbagai tempat strategis di sepanjang Sungai Nil. Maka upaya Tentara Salib untuk merebut Mansurah berhasil dipatahkan, dan Raja Louis tiba-tiba menghadapi situasi yang genting. Ia memutuskan untuk menyeberangi Sungai Nil dan melancarkan serangan kejutan terhadap Mansurah. Sementara itu, ash-Shalih Ayyub tutup usia. Walaupun begitu, panglima-panglima Mamluk Bahri yang tunduk kepada Syajaruddur dan as-Salih Ayyub (termasuk Ruknuddin Baibars dan Aybak) melancarkan serangan balasan dan menimbulkan korban jiwa yang besar di pihak Tentara Salib. Pada saat yang sama, pasukan Mesir memutus jalur persediaan Tentara Salib dari Dimyath, sehingga bala bantuan tidak dapat didatangkan. Anak laki-laki As-Salih Ayyub yang baru saja dinyatakan sebagai sultan Ayyubiyah yang baru, al-Mu'azzam Turansyah, juga berhasil mencapai Mansurah pada saat itu dan semakin memperhebat pertempuran melawan Tentara Salib. Tentara Salib akhirnya menyerah dalam Pertempuran Fariskur, dan Raja Louis dan para pengikutnya ditangkap.
Setelah berhasil mengalahkan Tentara Salib, hubungan Al-Mu'azzam Turansyah dengan Mamluk semakin memburuk, dan Turansyah berulang kali mengancam mereka dan Syajaruddur. Kelompok Mamluk tidak ingin kehilangan kekuasaan mereka, sehingga mereka memberontak melawan sultan dan menghabisi nyawanya pada April 1250. Aybak menikahi Syajaruddur dan kemudian memerintah Mesir sebagai perantara Sultan al-Asyraf II. Walaupun al-Asyraf II merupakan sultan Ayyubiyah secara resmi, statusnya hanya berupa gelar saja.




Sumber:

Wikipedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Ayyubiyah#Kejatuhan



Muallimin
Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta


Komentar

Posting Komentar